๐—•๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐—ฆ๐˜‚๐—ป๐—ป๐—ถ ๐—ง๐—ฒ๐—ฟ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ ๐—ž๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ ๐—ž๐—ฒ๐—ธ๐˜‚๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป ๐—ฃ๐—ผ๐—น๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ?

oleh: Muhammad Zulfa

Sering kita temukan tuduhan yang mengatakan bahwa Ahli Sunnah wal Jamaah, Asy’ari, Maturidi, mazhab empat dan tariq sufi tersebar ke seluruh penjuru dunia sebab kekuatan politik. Rujukan yang mereka pegangi yaitu, saat era pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi yang melakukan penyebaran Sunni dengan kekuatan politik. Apakah klaim ini dapat dibenarkan? Pertama-tama yang harus disadari bahwa mazhab Sunni adalah mazhabnya para sahabat dan mazhab ini juga yang disepakati oleh para ulama sepanjang masa. Untuk detailnya silakan rujuk Tabyin Kadzib al-Muftara, karya Ibnu Asakir dan Nazmul Muhtadi-nya Ibnu Muallim.

Mazhab Sunni baik akidah maupun fikih, dalam sejarah sering mendapat tekanan bertubi-tubi, namun mazhab ini tetap eksis karena kekuatan dalilnya, bukan kekuatan politik.Tahu kan, kalau Khalifah al-Ma’mun adalah sosok khalifah yang menganut akidah Mu’tazilah, sepanjang hidupnya ia menyebarkan paham Mu’tazilah dengan cara kekerasan. Banyak ulama yang ditahan, dicambuk karena berbeda dengan pandangannya. Cara ini juga diteruskan hingga cucunya Al-Wasith Billah. Jadi, sekarang bisa kita pertanyakan, jika suatu mazhab tersebar karena politik lalu di mana Mu’tazilah sekarang?

Madzhab Sunni bertahan dan tersebar karena kekuatan dalil, cukup Jami’ Basharah dan Kuffah sebagai bukti nyata dalam pergulatan dan penyebaran mazhab Sunni, kurang lebih seperti pemaparan Syekh Buthi. Mazhab empat dalam periodenya masing-masing sering mendapat tekanan. Di antara imam empat ini, bahkan pernah sampai dicambuk dan tak jarang pula diasingkan dari negerinya sendiri, seperti Imam Malik. Demikian juga Imam Ahmad yang dicambuk di dalam penjara, Imam Syafiโ€™i pernah diasingkan, begitu juga nasib Abu Hanifah sama dengan Imam Syafi’i.

Di era kekuasaan Daulah Muwahhidin, khalifahnya pernah berkata, selain Al-Qurโ€™an dan Hadits tidak diperbolehkan untuk dijadikan pedoman. Kitab-kitab empat mazhab dibakar, terlebih kitab mazhab Maliki. Sikap ini dilakukan oleh khalifah untuk penguatan mazhab Zhahiriy beserta penyeberannya. Terus, bukankah Magrib (Maroko dan sekitarnya)merupakan daerah yang sekarang sangat erat dalam berpegang teguh pada mazhab Maliki? Lalu di manakah madzhab Zhahiriy yang pernah disponsori itu?

Begitu juga di Mesir, saat Fatimiyah datang ke Mesir mereka mencoba untuk menyebarkan mazhab Syiah. Mereka ingin menjadikan Mesir sebagai negara bermazhab Syiah Ismailiyah dengan kekuatan Politiknya. Sehingga, ulama mereka, da’i-da’i mereka, sering mengotori mesjid dengan caci maki terhadap Abu Bakar dan Umar, bahkan yang melakukan itu dapat amplop. Lalu, sekarang di mana mazhab itu di Mesir? Memang pada abad ke empat Hijriah, rata-rata pemerintahnya Syiah Zahidiy ataupun Syiah Bathiniy, seperti pergerakan Qaramitah dan zanjiy. Sekarang tidak ada lagi sisa mazhab Ismailiyah Batiniyah di Mesir, kecuali segumpal yang tersisa di beberapa daerah.

Di masa kita, negara Wahabi yang punya kekuasaan dan pengaruh dalam dunia Islam, yang jelas menentang mazhab Ahli Sunnah wal Jamah baik akidah maupun fikih, banyak istilah-istilah yang diputarbalikkan, seperti pemahaman ๐˜ˆ๐˜ด๐˜ธ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข, ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฅ’๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฉ dan ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ง. Motto mereka adalah mengembalikan umat kepada Tauhid. Apakah empat madzhab di sana hilang dan mati? Cukup al-Ahshaโ€™ sebagai bukti bertahannya mazhab Sunni di sana dan Hijaz sebagai mazhab Sunni Syafi’i. Oh iya, akhir-akhir ini, organisasi Hai’ah Kibar Ulama di sana, mengajak ulama-ulama dalam mazhab lain untuk ikut bergabung. Bahkan di masa kita juga, setelah deklarasi untuk tidak perlu bermazhab, tapi sekarang banyak tuh Salafi yang kembali mempelajari mazhab.

Kesimpulannya, agama, pemikiran, dan mazhab ilmiah selamanya tidak akan tersebar dengan kekuatan politik. Kalaupun dengan kekuatan politik, maka dia tidak akan bertahan. Bahkan fakta mengatakan sebaliknya, bahwa politik itu dikuatkan oleh mazhab. Sering pemerintah memperkuat politiknya dengan mazhab yang telah tersebar di masyarakat. Meskipun begitu, kita tidak mengingkari bahwa politik itu juga memberi pengaruh dalam bertahannya suatu mazhab, akan tetapi bukan peran utama dalam penyebarannya. Wallahu aโ€™lam.