KISAH SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAILANI DENGAN PEMABUK

Suatu Hari, Syeikh Abdul Qodir al-Jilani Bersama-sama murid-muridnya sedang berjalan Melewati Sebuah Gang di Kota Baghdad lama, Tetiba mereka bertemu dengan seorang pemabuk Yang sedang terbaring di selokan di pinggir Jalan.

Pakaiannya kotor dan kumuh, Tanpa terduga,Pemabuk itu Menghentikan langkah Rombongan Syeikh Abdul Qodir al-jailani dan murid-muridnya.

Ia Memanggil-manggil Syeikh Abdul Qodir al-Jailani seraya berkata,
“‘Wahai Abdul Qodir,
Allah itu Maha kuasa atau tidak?”

Sambil tersenyum ramah Syeikh Abdul Qodir menjawab pertanyaan itu,
“Tentu, Allah Maha Kuasa.”

Seolah tidak mendengar jawaban Syeikh Abdul Qodir al-Jailani,pemabuk bertanya kembali,
“‘Wahai Abdul Qodir,
Allah itu Maha Kuasa atau tidak?”

Dengan senyum penuh kasih sayang, Syeikh Abdul Qodir al-jailani melayani pertanyaan pemabuk itu ,”Pasti, Allah adalah Dzat Maha Kuasa Atas segala-Nya .”

Untuk Yg ketiga kali-Nya , Pemabuk itu Mengajukan pertanyaan Yg sama,
“‘Wahai Abdul Qodir,
Allah itu Maha Kuasa atau tidak?”

Disaat pertanyaan Yg ketiga, Tetiba Syeikh Abdul Qodir al-Jailani menangis tersedu, Beliau Bersujud kepada Allah lalu Berkata,
“Demi Allah ,Wahai saudaraku,
Allah itu Maha kuasa, Maha Kuasa,Maha Kuasa.”

Setelah itu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani memerintahkan kepada murid-muridnya untk membawa pemabuk itu ke pondok dan memandikan-Nya. Mereka juga di perintahkan untuk memuliakan dan melayani dengan Sebaik-Baiknya.

Melihat sikap dan tindakan guru-Nya.
murid-murid Syeikh itu terkejut dan kehairanan.
AkhirNya, mereka memberanikan diri untuk bertanya tentang Rahasia di balik pertanyaan pemabuk itu.

Syeikh Abdul Qadir al-Jailani mendengar pertanyaan murid-muridnya dengan sabar penuh perhatian. Beliau lalu berkata,
“Wahai Anak-Anakku,
Maksud pertanyaan pertama pemabuk itu adalah, apakah Allah Maha Kuasa untuk menerima Taubatku atau tidak? Maka aku jawab :Tentu, Allah Maha Kuasa untuk menerima Taubatmu.

Sedangkan, Maksud pertanyaan Yg kedua adalah, Apakah Allah Maha Kuasa menjadikanku berada pada kedudukanmu?
Maka aku menjawab:
“Tentu, Allah Maha Kuasa untuk itu.

Dan pertanyaan Yang ketiga maksudnya,
Apakah Allah Maha Kuasa menjadikanmu berada di posisiku?

Pertanyaan ketiga inilah Yang Menyebabkanku Menangis Karena takut kepada Allah , lalu aku jawab dengan Hati tergetar: “Tentu, Allah Maha Kuasa,Maha Kuasa, Maha Kuasa. Pertanyaan itu pula Yang mendorongku untuk bersujud dan berdo’a kepada Allah agar tidak menjadikanku merasa Aman terhadap rencana Allah, semoga Allah memelihara kesehatanku dan menutup Aibku…….

Kredit : Tok Pakir