Sejarah mencatat ada tiga orang Ulama besar dari Nusantara yang pernah menjadi imam di Masjidi Haram, Makkah Al Mukaromah. Mereka adalah Syeikh Junaid Al Batawi, Syeikh Muhammad Nawawi Al Bantani, dan Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Mereka merupakan ulama-ulama yang menjadi panutan dan memiliki banyak anak didik.

  1. Syeikh Junaid Al Batawi

Syeikh Junaid Al Batawi lahir di di Pekojan, Jakarta Barat. Beliau dikenal sebagai seorang pendidik yang tangguh. Hingga akhir hayatnya dihabiskan untuk mengajar.

Beliau juga dikenal sebagai syeikhul masyayikh Madzhab Syafii. Di antara muridnya yang kemudian masyhur adalah Iman Nawawi Al Bantani.
Syekh Junaid Al-Betawi wafat di Mekah pada tahun 1840 masehi. Diperkirakan usianya 100-an tahun. Berkat jasa beliau pula nama Betawi untuk pertama kalinya diperkenalkan di mancanegara.

  1. Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani

Sementara Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten tahun 1815. Selama lebih kurang 30 tahun, beliau memperdalam ilmu agama pada guru-guru di Mekkah.

Puncaknya ketika beliau ditunjuk sebagai pengganti Imam Masjidil Haram. Namanya makin melekat dengan sebutan resmi Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi.’ Artinya Nawawi dari Banten, Jawa.

  1. Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Yang terakhir adalah Syeikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi. Ulama ini lahir Sumatera Barat, di Koto Tuo – Agam 26 Juni 1860 Masehi.

Saat kecil sudah terlihat kecerdasannya. Pada usia 11 tahun (1871), ayahnya mengajaknya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Namun Ahmad tidak pulang dan menetap di Mekkah untuk menuntaskan hafalan Al-Quran-nya.

Selain menghafal Al-Qu’an, Syeikh Ahmad berguru dengan beberapa ‘ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy. Kealiman Syeikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika dilangkatnya menjadi imam dan khathib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram.